Lapas Purwokerto Terus Berinovasi Terkait Pengolahan Limbah Sampah

PURWOKERTO — Lembaga Pemasyaratan (Lapas) Kelas IIA Purwokerto terus lakukan inovasi, diantaranya dengan upaya alternatif pengelolaan sampah menjadi makanan magot, Rabu (23/08/2023)

Lapas Purwokerto terus berupaya dalam hal mengurangi sampah dan mengelolanya menjadi hal yang bernilai ekonomis. Seperti yang saat ini dilakukan yaitu dengan mengolah sampah yang ada menjadi makanan magot.

Baca juga: PK Bapas Purwokerto Validasi Data Penjamin Pengusulan Program Pembebasan Bersyarat

Maggot sendiri merupakan belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) yang sangat aktif memakan sampah organik Dan larvanya dapat diolah menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.

Baca juga: Deklarasikan Pelayanan Publik Berbasis HAM, Kemenkumham Jateng Komitmen Beri Pelayanan Terbaik

Adapun mekanisme pengelolaan sampah menjadi makanan magot cukup sederhana. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas di lapas nantinya akan disortir jenisnya. Sampah organik akan diolah menjadi makanan magot, dan sampah anorganik akan diolah menjadi paving blok.

Dalam proses pengolahan sampah, Lapas Purwokerto turut mendapatkan pasokan bubur sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas. Hal itu disampaikan oleh Kepala Lapas Kelas IIA Purwokerto, Bayu Irsahara.

Baca juga: Dandim 0701/Banyumas Beri Motivasi Murid Baru SMA Negeri 1 Purwokerto

"Salah satu hasil kerjasama lintas instansi antara Lapas Purwokerto dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat adalah adanya dukungan dalam hal pengelolaan sampah", ungkapnya.

Baca juga: Kakanwil Kemenkumham Jateng Ajak Jajarannya Sosialisasikan RKUHP

Dari Hasil Pengolahan Sampah itu Nantinya Magot Akan Diolah Menjadi Pelet makanan Ikan Ataupun Campuran Pakan Ikan. 

"DLH turut membantu dengan memberikan pelatihan pengelolaan sampah yang menunjang pembinaan kemandirian WBP dan pasokan bubur sampah yang dapat diolah", tuturnya.

Baca juga: Dewan Pers Adakan UKW di Bukittinggi

(Humas Lapas Purwokerto)